Setiap manusia pasti meninggal, termasuk Rasulullah sendiri. Meskipun seorang Rasul, beliau juga seperti manusia pada umumnya: bisa merasakan lapar, haus, sakit, dan meninggal. Syekh Ali Jum’ah dalam pengajiannya pernah ditanya apa benar Rasulullah wafat karena diracuni? Memang dalam beberapa hadis dikisahkan Rasulullah pernah makan daging beracun yang disuguhi perempuan Yahudi. Perempuan itu bernama Zainab binti Harits.

Rasulullah tidak langsung meninggal setelah makan daging beracun tersebut. Beliau wafat beberapa tahun setelahnya. Syekh Ali Jum’ah mengatakan Nabi tidak langsung wafat karena racun tersebut, namun bisa saja beliau wafat akibat racun setelah beberapa tahun. Sebab dalam riwayat yang menginformasikan ini, Rasulullah berkata, “Memotong urat nadi leherku”. Maksudnya, beliau merasa sakit, saking berbahayanya racun yang dicampur di makanan Rasulullah.

Karena Rasulullah meninggal karena pengaruh dari racun yang masuk ke dalam tubuhnya, sebagian ulama mengkategorikan Rasulullah sebagai syahid. Beliau meninggal dalam keadaan syahid. Dianggap syahid karena ada usaha pembunuhan yang berkaitan dengan wafatnya Rasulullah.

Disebutkan dalam banyak riwayat, Rasulullah memakan daging yang disuguhi Zainab binti Harits tidak sendirian. Beliau memakannya bersama para sahabat yang lain, di antaranya Bisyr bin al-Barra’. Tapi Bisyr bin al-Barra’ tidak lama setelah itu meninggal karena mungkin racun yang masuk ke dalam tubuh terlalu banyak, meskipun Bisyr pada waktu itu sudah diobati.