Kabar Gembira Itu Bernama Kehamilan

Kehamilan adalah kabar yang membahagiakan. Ditinjau dari segi agama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk memperbanyak keturunan. Kehamilan seorang perempuan adalah wasilah untuk mewujudkan hal tersebut. Ditinjau dari segi ‘urf, kehadiran anak adalah pelipur hati bagi kedua orang tuanya. Orang tua akan merasa terhibur dengan kehadiran anak yang menggemaskan. Rasa lelah mencari nafkah atau mengurus rumah seolah hilang ketika memandang sang buah hati. Anak adalah perhiasan dunia yang secara fitrah disukai manusia. Tak heran jika kemudian manusia berusaha memiliki keturunan untuk meneruskan estafet kehidupannya di dunia.

Rasa Sakit Adalah Penggugur Dosa

Namun, di balik kabar gembira ini banyak ibu hamil yang mengalami ketidaknyamanan. Entah karena mual, muntah, sakit punggung, atau segala keluhan lainnya. Terkadang payudaranya pun mengeras hingga ia tak nyaman menjalani aktivitasnya. Banyak juga yang kemudian harus bedrest karena kondisi rahimnya yang lemah.

Berbahagialah Ibu Hamil! Inilah kesempatan untuk menggugurkan dosa-dosa itu. Tahan lisan dari keluhan dan coba sadarilah bahwa dibalik semua ketidaknyamanan ini ada kesempatan untuk membersihkan diri dari perbuatan khilaf di masa lalu.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنهُمَا مَرفُوعاً: مَا يُصِيبُ المُسلِمَ مِن نَصَبٍ، وَلَا وَصَبٍ، وَلَا هَمِّ، وَلَا حَزَنٍ، وَلَا أَذًى، وَلَا غَمٍّ، حَتَّى الشَوكَةِ يُشَاكُهَا إِلّاَ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan secara marfu’: “Tidaklah seorang muslim ditimpa kepayahan, sakit, duka cita, kesedihan, penderitaan, dan kesusahan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan sebab itu.” (Muttafaqun ‘alaih)

Kesempatan Beribadah dengan Maksimal

Hamil adalah saat bagi seorang perempuan untuk memaksimalkan ibadahnya. Karena di masa ini ia tak mengalami datang bulan sehingga tak ada waktu ‘libur’ baginya dari mengerjakan shalat. Selama sembilan bulan, ia bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah karena memang di masa ini, ia begitu butuh untuk mengisi kebutuhan ruhnya. Perubahan hormon yang terjadi padanya bisa jadi akan mempengaruhi kondisi mental dan emosinya. Oleh karena itu, tentu ia sangat butuh untuk dekat dengan Sang Pencipta.

Ibu hamil rentan mengalami perubahan emosi secara tiba-tiba. Dengan tidak ada masa ‘libur’, ia punya kesempatan untuk mengadukan segala emosi yang dirasa kepada Allah Ta’ala. Ia gantungkan segala harap hanya kepada-Nya karena hanya Allah sajalah yang bisa menolongnya.

Segala keluhan fisik yang ia rasa akan membuat ia sadar bahwa ia tak lebih dari seorang hamba yang tak berdaya. Kepayahan demi kepayahan yang menimpanya akan membuat ia mengerti hakikat dirinya yang sesungguhnya. Iya, ia butuh pertolongan Allah Ta’ala. Tak ada yang mampu meringankan bebannya selain Sang Maha Pencipta. Dan betapa bahagianya ketika dalam kondisi lemah tak berdaya, ternyata Allah membahas kondisi ini dalam firman-Nya, yang menunjukkan bahwa memang Allah begitu peduli pada hamba-hamba-Nya.

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)

Waktu yang Tepat untuk Berbenah

Tak ada orang tua yang tak ingin anaknya menjadi penyejuk mata. Ibu hamil pasti berharap Allah memberinya keturunan yang shalih/shalihah. Namun, tentu ia perlu menyadari bahwa keshalihan anak dipengaruhi oleh keshalihan orang tua. Ketika ia sadar dirinya hamil, hendaklah ia menjadikan momen ini sebagai waktu yang tepat untuk memperbaiki dirinya. Ia berusaha menjadi insan yang semakin baik karena akan ada amanah baru yang menjadikannya teladan dalam kehidupannya.

الأُمُّ مَدرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْباً طَيِّبَ الأَعْرَاقِ

“Ibu adalah madrasah yang jika engkau menyiapkannya, berarti engkau menyiapkan (lahirnya) masyarakat yang baik budi pekertinya.” (Dinukil oleh syaikh Shalih al-Fauzan dalam kitab Makanatul mar-ati fil Islam hlm. 5)

Jangan Khawatirkan Rezeki Anakmu

Tak jarang ibu hamil dilanda kecemasan tentang rezeki anaknya. Akankah ia dan suaminya mampu menghidupi anaknya dengan layak? Akankah ia mampu mencukupi segala kebutuhan anaknya? Jika untuk kebutuhan dirinya saja sempit, bagaimana ia bisa memberi kehidupan yang baik untuk buah hatinya?

Wahai ibu, sadarilah bahwa bukan orang tua yang memberi rezeki kepada anaknya. Karena rezeki tiap hamba telah dijamin oleh Allah Ta’ala. Ketika Allah menitipkan janin itu dan mengizinkannya lahir ke dunia, maka pasti Allah telah menetapkan rezeki baginya. Tugas kita adalah berusaha menjaga dan mendidik mereka agar menjadi hamba yang taat kepada-Nya.

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ, نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ

“...dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al-An’am: 151)

Jangan Sia-siakan Waktu Mustajab

Salah satu ketakutan ibu hamil adalah proses kontraksi dan melahirkan yang terkesan menakutkan. Tak jarang ada yang takut sekali bagian tubuhnya digunting atau dibuka paksa untuk mengeluarkan bayi dari rahimnya. Iya, proses melahirkan bisa jadi menjadi momok bagi para perempuan dan menjadi salah satu hal yang paling ditakuti oleh kaum hawa. Namun, bukankah doa di kala sempit termasuk doa yang diijabah?

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ…

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan?...” (QS. An-Naml: 62)

Berusahalah untuk berdoa di kala itu, wahai Ibu! Basahilah lisan dengan kalimat-kalimat yang Allah ridhai. Ingatlah Allah agar ringan segala beban ini. Sadarilah bahwa proses melahirkan hanya sementara. Kesulitan itu tidak akan berlangsung lama.

Di antara doa yang bisa dipanjatkan di waktu-waktu ini adalah doa memohon keturunan yang baik dan kemudahan dalam proses persalinan.

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Ya Rabbku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS. Ali ‘Imran: 38)

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

Ya Allah, tidak ada kemudahan, kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.” (HR. Ibnu Hibban no. 979)

Berbahagialah Ibu Hamil! Tak semua perempuan Allah beri kesempatan ini. Mari gunakan momen ini sebaik-baiknya.

Baca juga: Boleh Mengatur Jarak Kehamilan Dengan KB

Penulis: Rahma Aziza Fitriana

Referensi:

  • Bahraen, Raehanul. 2018. Fiqih Kontemporer Kesehatan Wanita. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.
  • Nurah binti ‘Abdirrahman. Doa & Dzikir Ibu Hamil. Jakarta: Pustaka Ibnu Umar.
  • Taslim, Abdullah. Ibu, Sungguh Begitu Mulia Peranmu. 21 April 2021. 23 Oktober 2023. https://muslim.or.id/2734-ibu-sungguh-begitu-mulia-peranmu.html

Sumber: https://muslimah.or.id/16580-berbahagialah-wahai-ibu-hamil.html
Copyright © 2024 muslimah.or.id