Dalam sejarah Islam, lukisan Nabi SAW memang jarang sekali ditemukan, tapi bukan sama sekali tidak ada. Lukisan Rasulullah terdapat di berbagai belahan dunia Islam dari sejak abad 13 hingga ke zaman modern.

Dimulai dari masa yang paling lawas, terlukis ilustrasi nabi dalam buku masnawi (semacam puisi dua-dua bait) berjudul Warqa & Ghulshah yang diperkirakan dilukis pada tahun 1240-an dan diabadikan di Museum Topkapi di Turki. Pada tahun itu invasi Mongolia terhadap Persia dan Iraq menyebabkan banyak buku yang hancur di perpustakaan. Di antara sisa-sisa yang bisa ditemukan, ilustrasi gambar manusia adalah hal umum dalam literatur Persia dalam banyak bidang termasuk sains dan sejarah. 

Seni menggambar manusia sebagai ilustrasi buku merupakan tradisi yang sudah umum sejak abad ke-8 ketika khilafah Abbasiyah berkuasa, tradisi ini meliputi Spanyol, Afrika Utara, Mesir, Suriah, Turki, Mesopotamia dan Persia.

menggambar nabi muhammad saw
Sebuah lukisan dalam manuskrip yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW memimpin para nabi terdahulu: Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa. Sumber: The Middle Ages. An Illustrated History by Barbara Hanawalt (Oxford University Press, 1998)

Sebuah manuskrip sejarah berjudul Jami al-Tawarikh (arti: kumpulan sejarah) yang ditulis oleh Rashid al-Din Hamadani pada tahun 1305 masa dinasti Mongol, memuat sejumlah ilustrasi Nabi yang tidak ditutupi wajahnya. Saat ini manuskrip tersebut tersebar di berbagai museum, di antaranya museum University of Edinburgh dan museum Nour Foundation’s Nasser D. Khalili Collection of Islamic Art di London.

Nabi Muhammad bertemu Bahira (Jami al-Tawarikh)

Dalam Siyer-i Nebi, Sebuah buku sejarah berilustrasi yang ditulis oleh Mustafa of Erzurum yang selesai ditulis pada tahun 1595 M, terdapat sejumlah ilustrasi Nabi yang ditutup mukanya dengan kain putih atau warna putih.

Nabi Muhammad meletakkan hajar aswad di Ka’bah. (Jami al-Tawarikh)
Nabi Muhammad menunggangi kuda ketika mengalahkan suku Yahudi, Bani Nadir (Jami al-Tawarikh, 1314)

Baca juga: Polemik Menggambar Nabi Muhammad dan Lukisan Nabi dalam Sejarah Seni

Ada juga seri sejarah yang ditulis di Persia pada tahun 1126 berjudul Mojmal al-Tawarikh wa al-Qasas yang juga memuat ilustrasi Nabi dengan gambar wajah yang cukup jelas.

Nabi bertemu Jibril di Gua Hira (Mojmal al-Tawarikh wa al-Qasas)
Nabi SAW hijrah. (Disimpan di Metropolitan Museum of Art di New York)

Selain buku-buku sejarah, Nabi juga pernah dilukis untuk karya seni.

Lukisan Mi’raj Nabi SAW, tertanda tahun 1514, tetapi belum diketahui siapa pelukisnya.
Peristiwa Mi’raj, dilukis oleh Nizami sebagai ilustrasi Khamsa (semacam puisi kuintet), 1539
Lukisan Nabi oleh Rayhan al-Biruni al-Atsar al-Baqiyah (abad 14, periode khilafah Usmaniyah)

Lukisan Nabi juga terdapat dalam manuskrip sejarah berilustrasi berjudul Siyer-i Nebi yang menceritakan kisah hidup Rasulullah dalam bahasa Turki. Buku ini ditulis oleh Mustafa of Erzurum atas permintaan Sultan Memluk di Kairo, Mesir. Buku ini selesai ditulis sekitar tahun 1388 dan memuat banyak gambar Nabi, tetapi ditutup warna putih atau kepalanya digambar seperti ditutupi kain putih.

Nabi SAW ketika di gunung Hira, peristiwa kelahiran Nabi, dan Perjalanan Nabi ke Mekkah didampingi Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail (Siyer-i Nebi)

 

Peristiwa Perang Badar, Nabi beribadah di depan kakbah, dan peristiwa Ali memenggal kepala Nadir bin al-Haris di hadapan Nabi SAW. (Siyer-i Nebi)

Karena melukis Nabi memicu kontroversi, dari lukisan jelas di abad 13-15 dan mengalami penyensoran di bagian muka, lama-lama di abad 17-19, Nabi digambarkan sebagai cahaya saja atau api saja.

Baca Juga: Cerpen Gus Mus: Lukisan Kaligrafi

Nabi diilustrasikan seperti api yang berkobar di pokok kiri atas (Lukisan Perang Haybar, 1808)

Semoga setelah mengetahui perjalanan sejarah Nabi dalam ilustrasi, kita bisa lebih bijak dalam bersikap, terutama terhadap keributan belakangan ini. Semoga Allah melindungi umat muslim dan umat manusia seluruhnya. Amin. (AN)