Ketika membahas tentang keutamaan shalawat (dzikir kelima), al-Habib ‘Alawi bin Ahmad bin al-Hasan bin Abdillah bin ‘Alawi al-Hadad Ba’alawi dalam kitab Syarah Ratib al-Hadad menulis sebuah kisah yang sangat menarik yang dikutip dari kitab Anis al-Munqati’in. Kisah ini menceritakan ahli maksiat yang mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW.

Kisah ini dituturkan oleh Abdul Wahid bin Yazid. Menurutnya, dahulu ada seorang khadim (pembantu/asisten) raja yang memiliki perangai tidak baik. Tidak hanya itu, ia juga suka melanggar perintah Allah SWT.

Suatu ketika, dalam mimpinya, Abdul Wahid melihat pembantu tadi sedang meletakkan tangannya di atas tangan Nabi Muhammad SAW (bersalaman). Hal ini membuat Abdul Wahid merasa heran karena bagaimana mungkin seorang yang ahli maksiat bisa bersalaman dengan manusia teragung di muka bumi ini, Nabi Muhammad SAW.

Ia lantas memberanikan diri untuk bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Nabi, ini kan seorang ahli maksiat? Bagaimana mungkin engkau rela meletakkan tanganmu yang mulia itu di atas tangannya?”

“Iya, aku tau semua apa yang kamu katakan itu. Namun aku telah menjadi perantara antara dia dan Allah. Aku telah memberinya syafaat,” jawab Rasulullah menjelaskan.

“Amal perbuatan apa yang ia kerjakan sehingga engkau berkenan melakukan itu semua?” kata Abdul Wahid penasaran.

Nabi menjawab, “Setiap malam, sebelum tidur, ia selalu membaca shalawat kepadaku sebanyak seribu kali. Dan dengan perantara itulah, aku memohon kepada Allah agar Dia memberikan syafaatku kepadanya”.

Keesokan harinya, saat Abdul Wahid berada di masjid, ia melihat khadim tadi juga berada di sana. Si khadim memohon kepada Abdul Wahid untuk diberitahu dan dibimbing bagaimana cara bertaubat kepada Allah SWT yang baik dan benar.

Kisah di atas memberikan banyak pelajaran kepada kita semua, di antaranya adalah:

Keutamaan Membaca Shalawat

Dalam kisah di atas terbaca dengan jelas bahwa shalawat akan membuat Nabi memberikan syafaat kepada para pembacanya. Salah satu bentuk syafaat itu adalah pembacanya akan dijadikan sebagai orang yang baik atau menjadi lebih baik dari sebelumnya, bi idznillah.

Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim). Al-Nawawi ketika menjelaskan hadis ini mengatakan bahwa menurut al-Qadli, maknanya adalah Allah akan memberikan rahmat kepada orang itu serta melipatgandakan pahalanya.

Bertemu Nabi dalam Mimpi

Kisah di atas kita juga mendapat informasi bahwa bermimpi bertemu Nabi adalah hal yang mugkin. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan bahwa siapa yang melihat Nabi dalam mimpi, maka ia benar-benar melihat Nabi. Hal ini karena setan tak akan mampu menyerupai Nabi.

Orang Bisa Berubah

Allah adalah Zat yang maha berkehendak. Jika Dia sudah berkehendak, maka tak ada siapapun yang bisa menghalanginya. Termasuk ketika Dia sudah mengendaki seseorang untuk berubah, maka ia bisa berubah seketika itu pula.

Salah satu dari dua doa yang sering dibaca Nabi Muhammad SAW adalah doa untuk keteguhan iman, yakni yang berbunyi, “Allahumma tsabbit qalbi ‘ala diinik..” (Ya Allah, tetapkan hatiku dalam agama-Mu). Ini menunjukkan betapa hati manusia sangat mudah sekali berubah.

Walhasil, membaca shalawat adalah suatu amalan yang ringan yang karenanya jangan pernah ditinggalkan, bahkan kalau perlu dilakukan secara istiqamah (rutin). Allah SWT akan membalas setiap shalawat yang kita baca itu dengan hal-hal yang tak pernah kita duga.

Sudahkah kita membaca shalawat hari ini? Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.