Jakarta – Wakil Rais Amm PBNU, K.H Afifuddin Muhajir menyampaikan bahwa kedzaliman tidak terkait dengan agama tertentu. Menurutnya, orang Islam yang berbuat zalim, tidak boleh dilindungi dan harus dihukum, sebaliknya, non-muslim yang terzalimi, perlu mendapatkan pertolongan.

“Wajib melindungi orang-orang yang terzalimi meskipun seorang Yahudi (non-muslim, red.), menghentikan orang-orang zalim meskipun seorang muslim,” tutur Kiai Afif saat memberikan paparan di salah satu sesi R20 ISORA (International Summit of Religious Authority) di Hotel Park Hyatt, Senin (27/11/2023).

Pendapat ulama Fikih terkemuka asal Indonesia ini didasarkan pada sebuah hadis terkait perselisihan seorang muslim dan Yahudi yang dilaporkan kepada Rasulullah SAW. Seorang muslim yang diketahui bernama Tu’mah bin Ubairiq, sedangkan seorang Yahudi bernama Qatadah bin Nu’man. Tu’mah bin Ubairiq telah mencuri baju besi milik Qatadah yang merupakan tetangganya sendiri.

Ketika Tu’mah tertangkap basah, ia malah bersumpah dan menuduh orang Yahudi yang lain. Kelompok Tu’mah lalu melaporkan hal itu kepada Rasul dengan berkata hal yang tidak benar. Rasul hampir saja menghukum orang Yahudi tertuduh. Namun, Allah kemudian menurunkan surat an-Nisa 105:

إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ ۚ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا۝

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”

Kiai Afif menambahkan bahwa tidak semua orang yang beragama beriman. Karena orang yang beriman adalah orang yang menjaga keamanan saudaranya sesama manusia. Selama ia tidak menjaga kemanan sesama manusia, maka sejatinya ia bukanlah orang yang beriman.

“Jika ada orang yang beragama bermasalah dalam mewujudkan keamanan dan perdamaian, maka hal itu masuk dalam kategori keimanan, bukan agama ataupun keberagaman,” lanjut Kiai Afif.

Kiai asal Situbondo ini juga menambahkan bahwa keberagamaan sendiri tidak memberikan rasa keamanan secara terus menerus, namun justru membiarkan masalah muncul kembali dan semakin dalam secara tiba-tiba. Sedangkan keimanan dapat menumbuhkan hubungan yang kuat antara hamba dan Tuhannya; menjadikan Allah hadir dalam akal, hati,  ruh dan setiap langkah seorang hamba.

“Tidak ada keamanan tanpa keimanan, dengan keimanan terwujudulah keamanan. Asalkan keimanan itu tidak tercampuri dengan kezaliman,” terang kiai Afif.

ISORA 2023: International Summit of Religious Authority

PBNU menyelenggarakan forum ISORA yang dihadiri oleh berbagai tokoh agama dunia. Forum yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri dan pejabat publik ini dilaksanakan di Park Hyatt Hotel tanggal 27 November 2023.

Forum R20 ISORA diharapkan bisa menjadi penguat yang bersumber dari para pemimpin agama atas konsensus yang berlaku untuk disepakati bersama dalam mewujudkan perdamaian dunia. Gus Yahya juga berharap para agamawan yang hadir bisa menggunakan otoritasnya untuk memobilisasi umat, termasuk para aktor global pemangku kekuasaan, ke arah kesadaran yang nyata untuk segera menghentikan konflik dan mewujudkan perdamaian dunia, terutama yang terjadi di Gaza, Palestina. (AN)